• Home
    • About
    • Life in France
    • Contact Me
    • Faq

Le petit monde de Rezki


Tempo hari yang lalu, waktu mata kuliah Histoire de l'enfants (sejarak anak) di kelas TD, Ibu dosen mememinta untuk kami bikin kelompok-kelompok kecil buat ngerjain tugas untuk akhir semester awal. *tugas akhir semester awal lho ya, bukan skripsi. 

Gue udah dag dig dug karena di kelas ini belum dapet temen, duduk pun halat satu sama mba-mba di samping, gue liat mereka masing-masing sudah mulai berkelompok, ada yang berdua ada yang bertiga. Gue nanya dong, ke mba-mba yang di samping "Kalian prefer kerja berdua, apa bertiga sama aku mau?" Sumpah gue berasa berani banget nanya kaya begini.  And than mereka jawab mereka mau kerja berdua doang.  Kampret... gue diem, bingung mau gimana, sementara yang lain udah pada mulai milih subjek buat tugas mereka masing-masing, dan gue masih sendiri. Rasanya tuh kaya pengen mati tapi engga mau mati wkwkkw.

Gue cuma diem dan bilang "Okay ki, lo lagi diuntungkan, tenang tenang jangan panik" Mata gue menyusuri sekeliling ruangan, gue liat ada dua orang cewe di belakang. Gue nyoba tanya lagi "Est-ce que je peux travail avec toi les deux?", dan lucky nya adalah mereka engga keberatan kalau gue gabung sama mereka. Fyuuuhhh legaaaa.,,

Bicara soal ke "gugupan banget" di kelas kemaren, gue jadi inget waktu pertama kali ketemu sama anak-anak pena blogger banua, para blogger banjarmasin di sebuah cafe, waktu itu memang gue lagi liburan ke banjarmasin dalam rangka merayakan lebaran.

Gue jadi orang yang dateng pertama kali jam 4 sore dan disusul oleh mereka satu persatu, inget banget waktu itu yang dateng paling terakhir adalah si beta, sekitar jam 9 malem :| sebelumnya, gue udah kenal dia dari lama karena dulu pernah mampir beberapa kali ke blog dia, first impression ketika gue ketemu dia secara langsung "Ketoke ki wong e pendiem", dan sekalinya dia ngomong, semuanya tentang gundam, gundam dan gundam. *tapi bet, gue doain semoga skripsi lo cepet kelar yaaa.

Kalau soal first impression gue selama ketemu mereka itu adalah, hmm apa ya, gue bisa menyimpulkan mereka itu lumayan friendly dan sukanya mem-buly satu sama lain *peace. jadi yang awalnya gue gugup sampai bisa santai untuk duduk dan ngomong sama mereka, tapi tetep aja di beta mah yang paling diem hahaha.

Berbicara soal kegugupan, gue orangnya emang gugupan banget dan sampai sekrang pun masih begitu, contohnya adalah dua hal diatas, kadang pun kegugupan yang melanda bisa sampai bikin gue ragu untuk melakukan suatu hal, kurang baik sebetulnya, tapi sejauh ini gue masih bisa ngelawan gugup itu. Gimana caranya? Ada banyak hal sih salah satunya dengan ngerasa "Pede"

Gue inget ketika temen gue harus persentasi tentang indonesia di kelas CM kaya gini
Bayangin lo ngomong pake bahasa perancis di hadapan orang-orang sementara kemapuan bahasa lo masih belum bagus-bagus banget, dia cuma bilang ke gue "Ya biar gue engga terlalu gugup ya anggep aja diri sendiri sebagai orang yang paling bagus dan paling bisa ngomong bahasa Perancis". 

Yups, Pede,  karena rasa percaya diri akan menghasilkan pemikiran "Gue bisa, gue mampu" dan akan mengurangi rasa gugup atau bahkan menghilangkannya. < ini analisa gue sendiri sih, eaaa.

Jadi walaupun cerita gue rada panjang, inti dan kesimpulan dari postingan ini sebenernya adalah "Jadilah PeDe". Karena,,,

"Lo punya skill kaya gimanapun juga, tapi kalau lo engga PeDe, lo engga akan kemana-mana"
- Pandji Pragiwaksono


Kalau gue engga pede, mungkin sekarang gue belum dapet kelompok, kalau gue engga pede, gue mungkin engga akan ketemu sama para blogger Banjarmasin, mungkin kalau gue engga pede, gue engga akan nulis postingan ini, Dan mungkin juga, kalau gue engga pede, gue engga akan sekarang bisa merantau sejauh ini. *Eaaaa drama banget sih ki

Oya, ada video nih yang gue suka dari TED, semoga bisa buat anu...

Share
Tweet
Pin
Share
51 komentar
Setelah satu tahun nganggur dan menjalanin hari-hari dengan belajar bahasa Perancis di Jogja dari pagi sampai sore, akhirnyaaa,,,

Gue kuliah,  sudah 4 minggu gue menyandang status sebagai "Mahasiswi UNICAEN".

 Unicaen pas gue foto ini masih liburan, lumayan sepi.

Selama setahun kursus bahasa di Jogja, tiap kali ada yang nanya "Kamu kuliah dimana?", gue harus muter otak untuk menyiapkan jawaban, parce que ça va être compliqué, salah jawab sedikit bisa bahaya karena gue engga mau terkesan sombong dan songong :(

Mari ke inti cerita, itu tadi baru intermezzo.

Sebenernya gue mau ngasih judul postingan ini "Cobaan hidup di Perancis", iya karena memang itu inti dari tulisan ini, tapi kalian jangan mikir buruk, postingan ini ditulis bukan buat sarana mengluh, tapi murni ingin berbagi hal-hal yang gue alami disini.

Mimpi gue sedari SMP adalah pengen ke Perancis, semakin beranjak dewasa, semakin juga gue serius untuk meraih mimpi itu. Et finallement, gue bisa nginjekin kaki di sini, di Perancis.

Gue berhasil keluar dari comfort zone ketika mulai merantau ke Jogja dan setelahnya gue berhasil (lagi) meningglkan comfort zone yang sekarang dengan cara merantau ke Perancis. Awalnya excited dan terharu, tapi semakin ke sini gue udah mulai terbiasa, kadang malah ketika bangun pagi, buka jendela, denger orang ngomong pakai bahasa Perancis, gue bergumam "Oh iya ya lo udah di Perancis ki".

Banyak yang berkata "Wah enak ya bisa ke Perancis. Wah asik ya kuliah di luar negeri".
Hmmm gimana ya, gue cuma bisa senyum aja kalau orang bilang gitu, gue seneng dan bersyukur serta merasa beruntung sekali karena bisa kuliah di sini. Tapi, semuanya engga seindah dan engga segampang yang orang lain bayangkan dan pikirkan.*drama banget*.

Dan sekarang akan gue jabarkan beberapa tantangan yang gue alamin selama dua bulan ini hidup di negeri orang.

1. Bahasa
Sekalipun sudah kursus bahasa asing selama hampir satu tahun, engga menjamin kita bisa langsung fasih sekali berbicara bahasa itu, ditambah lagi sesampainya disini, gue langsung masuk ke dunia perkuliahan, kalau dulu di tempat kursus masih bisa nyempil bicara bahasa Indonesia, di sini, mau engga mau ya harus bicara bahasa Perancis, alhasil karena bahasa Perancis gue belum terlalu fasih, gue kesusahan sekali mengikuti dunia perkuliahan.

Gue jelaskan dulu, kuliah di sini itu ada dua macam kelas, kelas CM (Cours Magistral) dan kelas TD (Travaux Digire). Kelas CM itu kelas besar yang satu kelas isinya bisa 200-300 orang, tempatnya di auditorium, bisa dua kali lebih besar ketimbang ruang bioskop.

Salah satu kelas CM, mas didepan gue "kuliah banget"

Di kelas ini kadang untung-untungan, kalau dosen nya ngejelasin pakai power point, gue beurntung, tapi kalau dosen nya ngejelasin tanpa power point semisalnya di dikte-in gitu, Subhanallah, mumet gue karena kadang ini telinga kurang jelas dengernya + belum terlalu banyak kosa kata Perancis yang gue tau. hahaha. Di kelas CM gue selalu ngerekam penjelasan dosen biar bisa didengerin lagi sehabis kuliah selesai.  Jadi misalnya empat jam kelas CM, ya empat jam juga hp gue harus kerja keras.

Lain lagi sama kelas TD, yang artinya kelas kecil, jadi kalau satu jurusan itu muridnya 200-an, nah dari 200 itu dibagi lagi menjadi enam kelas kecil, yang isinya sekitar 30-an siswa per kelas. Disini gue lumayan bisa memahami karena lebih jelas terdengar oleh gue. Tapi justru dikelas ini gue sering ketakutan, takut kalau dosen tiba-tiba nanya ke gue engga ngerti, takut kalau disuruh ngerjain tugas tappi gue engga ngerti dsb.

Temen-temen gue yang senasib, juga bilang bahwa menjadi mahasiswa etranger itu memang engga mudah, malah kata mereka, biasanya 3 semester awal lo engga akan terlalu mengerti dan kesusahan mengikuti dunia perkuliahan.

2. Makanan
Engga di Indonesia engga di Perancis, tetep aja gue goyannya nasi goreng 

Dulu waktu masih di Indonesia, gue sering liat bule di Malioboro yang makan di MCD, gue heran kenapa mereka pergi ke negeri orang tapi engga mau berusaha untuk menyelaraskan diri dengan lingkungan sekitar, misalkan dengan makan nasi pecel, gudeg, atau soto ayam pinggir jalan. Sampai ketika gue di Perancis.

Ternyata oh ternyata gue juga melakukan hal yang sama seperti yang di lakukan para bule waktu di Indonesia. sekarang pun gue tiap hari makannya masih nasi, selalu nyari nasi dimana-mana, masih berasa engga makan kalau makannya bukan pakai nasi. masih suka makan gorengan, masih doyan  bikin es teh manis atau beli Indomie goreng di toko asia.

En plus, disini susah sekali mencari makanan halal, kalaupun ada, engga banyak, seperti nugget misalnya, engga enak sama sekali atau kalaupun beli makanan diluar, misalnya mereka jual ayam, tapi juga ada menu babi.


Satu-satunya tempat makan yang terjamin ke hahal-an nya adalah di warung kebab. By the way, kebab disini itu pakai roti ya bukan yang kaya di Indonesia,

3. Jadi minoritas

sumber gambar dari google

Menjadi minoritas itu engga mudah, kalau di Indonesia masjid itu banyak, disini masjid cuma ada dua, dan jaraknya lumayan jauh dari tempat tinggal gue, kalau di Indonesia lo bisa dengar suara adzan yang cakupannya bisa sampai 500 Meter, disini engga bisa, karena itu dianggap SARA.

Kalau di Indonesia gue bisa dengan nyaman hati mengenakan jilbab, disini, kadang gue merasa takut dan khawatir , karena dari cerita yang gue tau, islam itu engga disukai di Perancis (Orang perancis langsung yang bilang ke gue), mungkin karena akhir-akhir ini banyak keajadian yang engga menggenakan di sini. Well, sebelum masuk kuliah gue takut pas nanti di kampus engga ada yang mau temenan sama gue karena gue muslim tapi ketika sudah mulai kuliah, gue dapat temen juga yang engga mempermasalahkan tentang gue yang pakai jilbab, atau misalkan gue nanya ke orang yang engga di kenal, mereka responnya Alhamdulillah sejauh ini selalu baik dan ramah ke gue. *sumpah ini banyak banget "gue", susah ya ternyata bikin kalimat yang efektif :(

Ngomong-ngomong ada kejadian lucu antara gue dan salah seorang teman di kampus.  Pernah suatu ketika waktu kami baru keluar dari perpustaaan dia nanya ke gue

(Bahasa udah di translate)
👩ki, kamu muslim ya?
👧Iya aku muslim
👩Oh iya pantas kamu pakai jilbab, apa kamu sudah menikah?
👧belum, kenapa kamu mikir begitu?
👩ah non, aku kira perempuan yang pakai jilbab artinya sudah menikah
👧(sambil senyum) perempuan muslim, menikah engga menikah, mereka diperintahkan untuk pakai jilbab karena itu identitas diri.

Eeaaaa.... haha jadi tukang dakwah sehari.

4. Individualis
Orang Perancis itu individualis sekali lho, acuh tak acuh lah istilahnya, misalanya di kampus, mereka sudah punya teman satu atau dua orang, nah mereka engga terlalu tertarik lagi untuk nyari temen tambahan, mereka kayanya engga berambisi punya banyak kerabat. Dan di sini juga orang-orang engga malu untuk "sendiri", misalnay di kampus sendiri, kelar kelas, pulang deh, bodo amat gue punya teman atau engga, mungkin kurang lebih seperti itu konsep pikiran mereka. Alhasil gue sebagai orang Indonesia yang mayoritasnya pengen punya banyak kenalan,, jadi kesusahan nyari teman, tapi syukurnya, gue udah punya beberapa teman di kelas.

Nah itu dia empat point, "empat doang tuh ki",, weee empat itu aja udah nyes lhooooo hahaha. Lain kali kalau ada hal lain bakal gue update lagi deh.

Kalau kalian gimana? apa hal yang kurang enak yang kalian rasain pas jadi perantau? Cerita dong ke gue..
Share
Tweet
Pin
Share
45 komentar

Gue lagi di perpustakaan kampus, belajar lalu internetan, bacain blog-blog orang sambil dengerin lagu dan mulai memperhatikan keadaan sekitar yang sudah mulai sepi, cuma ada beberapa orang yang masih sibuk sama aktivitasnya disini.

Jarum jam sudah nangkring di 20:45 (WIB, WITA, WIT, gue engga tau)

Etah apa sebabnya, tiba-tiba aja gue inget Jogja

Share
Tweet
Pin
Share
54 komentar

Hai, gimana kabar kalian?

Gue ngerasa udah lama banget nah meninggalkan dunia per blog-an, engga nulis blog, engga blog walking, bahkan gue engga buka blog sendiri, sekalipun untuk sekedar liat-liat doang. Tapi ternyata pas kemaren gue liat postingan terkahir, gue baru engga update dua bulan doang ko, engga parah-parah banget kan ya? Hahaha.

Gue akan jelaskan secara (semoga) singkat kenapa gue jadi kaya gini *ciahh. Jadi, sebulan belakangan ini gue baru sibuk pindahan, pindah kemana? Pindah keluar dari comfort zone *eaaa

Tanggal 8 Agustus kemaren, gue berngkat ke Perancis buat proyek studi *alah bahasa lo ki. Ya intinya gue kuliah S1 disini.

Emang yah, hidup itu engga selalu bakalan anteng-anteng aja, adaaaa aja cobaannya.
Share
Tweet
Pin
Share
55 komentar

Hai there, ketemu lagi sama gue, kiki.

Kepala gue begah banget gara-gara kejadian beberapa waktu lalu, penyebabnya? “Egois”.
Well, pernah ga sih lo ngerasa terjebak dalam keegoisan? Maksud gue adalah pernah ga sih lo ngerasa lo itu egois banget tapi mulut lo mengeluarkan kalimat “Tapi” untuk menunjukkan pembelaan dan pembenaran atas apa yang lo lakuin, sekalipun cuma dalem hati. Seperti misalnnya yang gue katakan dalem hati “Gue tau gue egois karna ga menawarkan om gue beserta istrinya yang nginep dirumah untuk tidur dikamar gue, gue tau ini egois banget, tapi gue kangen banget sama kasur dan gue ga suka ada orang yang stay lama dikamar gue”.

Yoooiiiii,,,, ada kalimat “Tapi” yang bikin ego gue ga bisa turun. Sebenrnya malem itu gue bilang sih dalem hati, kalau mereka yang minta tidur dikamar gue, ya gue mau ngasih, tapi kalo mereka ga minta, ya gue ga nawarin. Gitu.Njuk, malem itu, akhirnya gue tidur dikamar gue, dan om gue beserta istrinya tidur di ruang tamu.

Cerita selesai? Oh belum
Share
Tweet
Pin
Share
12 komentar

Postingan ini terinspirasi dari kisah gue sendiri sih yang tanggal 1 juni kemaren waktu gue pulang ke Kalimantan, Banjarmasin lebih tepatnya. Jadi begini...
Waktu gue dipesawat ada beberapa kejadian yang bikin mood gue turun, oke gue ceritain dulu yah kejadian nya.
Sebelum gue pulang, gue dikasi uang buat beli tiket pesawat, disitu gue boleh milih maskapai yang gue mau, makin murah tiket yang gue beli, makin banyak stok duit jajan gue, dan sebaliknya, makin tinggi harga tiketnya, makin dikit pula duit sisanya. Pun akhirnya gue pilih naik si **** karna sisa duitnya mau gue beliin sepatu. Btw gue pulang ga bawa koper, cuma ransel 1 *Padahal anak-anak kost tempat gue pada bawa koper semua :| . Jadi tas gue taruh di kabin, pas di pintu masuk pesawat, tas gue itu hampir jatuh, salah gue sih ya harusnyaa tas gue pasang yang bener, gue cuma jinjingin di tangan sebelah kiri. gue rada kesusahan benerin karna tangan gue yang satunya bawa plastik oleh-oleh, and did you know? pramugari yang jaga didepan pintu cuma liatin dengan ekspresi datar ga bergerak sama sekali wkwkwk. 
Share
Tweet
Pin
Share
29 komentar

Hari ini gue jadi drama queen banget, gue nangis hampir dua jam, sesegukan sambil diiringin lagu-lagu adele, sam smith, sama michael buble.

Well, gue perempuan biasa, bukan wonder woman, gue juga bisa down, juga bisa nangis kejer sambil peluk guling di pojokan kasur. Dan yang pasti, gue juga bisa kecapekan karena nangis terlalu lebay *iya gue ngetik ini rasanya capek banget, mata merah dan hidung penuh ingus*.

Penyebabnya klise sekali pemirsa-pemirsa, {Intro dulu yah)

Ini puasa pertama gue jauh dari orang tua, gila coy, kalau dulu pas sahur dibangunin mama, keluar kamar makanan dah siap dsb, sekarang? Boro-boro, udah dua kali gue ga kebangun sahur, gilirannya bangun pun kudu masak dulu, buka puasa juga gitu, gue ga masalah lah ya masak sendiri, tapi yang rada bikin nusuk tuh karena "Sendiri" nya itu, gue kadang jadi keinget buka puasa dirumah, sama mama abah terus taraweh bareng, gue pengen banget pulang ke kalimantan tapi ga bisa karena urusan kuliah gue belum kelar :(

Jujur yah, disini gue tuh ga punya sahabat, ga ada keluarga sama sekali. Tapi tapi tapi, gue punya seseorang yang,,yaahh,,,bisa bikin gue merasakan semua itu kalau gue lagi disamping dia, yang kalau gue kangen sama keluarga, kangen sama sahabat, lalu gue ketemu dia, semua kangen itu bisa terbayarkan.

Nah, jadi dari kemaren tuh rasa kangen gue sama keluarga kaya lagi "mekar-mekarnya" *halah*, ditambah lagi gue juga kangen sih sama dia, gue pengen ketemu tapi dia ga bisa, haduh gue jadi kumat, jadi ngerasa ga punya tempat bersandar *eaaa*. Dan gara-gara itu gue jadi rada in blue aja dari kemaren. *duh pokoknya sindrom drama queen gue lagi kumat-kumatnya* Dan, seperti yang gue bilang di awal, gue malahan muter lagunya michael buble yang judulnya "Lost" sama yang judulnya "Home" terus keputer lagu sam smith yang judulnya "Lay me down" eh buset, makin in blue gue.

Hampir dua jam sesegukan, gue pun ngerasa capek sendiri hahaha lucu juga sih, lalu ngaca dan nyemangatin diri sendiri "Ki jangan terbiasa lah ngantungin kebahagiaan sama manusia" "Ki inget ga, manusia punya sibuk dan ga bisa selalu ada, tapi Allah bisa selalu ada lho" dan banyak lagi lah quote-quote motivasi lainnnya yang gue ucapin depan kaca wheheh, gue itu orangnya ya kalau lagi sedih gitu ya gue biarin aja sesedih-sedihnya, ntar beberapa jam kemudian gue baru bisa mikir jernih. Ya kaya gini nih, akhirnya gue mutusin buat nulis postingan ini.

Jadi inti dari postingan ini? ga ada inti apa-apa kok, gue cuma ngerasa lagi in blue tadi barusan dan lalu memutuskan untuk nulis, dan sedih gue tiba-tiba ilang aja gitu kaya kotoran ayam di jok motor yang lalu disiram air, ilaaanggg...Mood gue jadi tiba-tiba naikkk...Alamdulillah manceman :p


Share
Tweet
Pin
Share
64 komentar
Halo, udah lama ya gue ga posting :( sibuk banget soalnyaaa makk...

Dipostingan kali ini gue mau share tentang kegiatan gue hari Jumat kemaren *udah kaya artis aja cerita-cerita segala* Oke, jadi gini, hari Jumat kemaren gue dapet undangan acara launching buku paket informasi publik dan diskusi tentang cakap bermedia sosial, judul bukunya pun sama, yaitu cakap bermedia sosial. Gue dateng jam 08.00 dan setelah ngurus daftar ulang terus gue langsung dikasi sebuah buku. Ini bukunya.
Sejujurnya yah, liat covernya sih awalnya gue ngerasa biasa aja, ga gue buka, gue malah ambil snack yang banyak karna enak bangeeettt hehe. Sampai pas gue duduk dan snack gue udah abis, gue liat didepan gue ada orang yang lagi buka-buka ini buku, "Eh kok asik ya kaya komik gitu", ya gue bukalah,,,daannn waaaw bagus,,,suka gue, ga nyangka aja bisa ketemu buku yang dikemas dengan konsep yang bener-bener paham pasar kaya gini. Karna ini kan ya dari pemerintahan gitu, gue mikirnya isinya bakalan formal banget dan kolot, kaya buku pelajaran, tapi isinya bener-bener diluar ekspetasi gue, isinya full gambarr....dan gue khatam buku ini dalam sehari, karna gue suka haha, apalagi anak kecil ya...
Share
Tweet
Pin
Share
3 komentar
Bonsoir à tous

Postingan gue kali ini kayanya lepas banget dari kegalauan, ketakutan ataupun kecemasan. Halah *ketawa polos*. Well, hari selasa tanggal 26 April kemaren gue berkesempatan untuk melakukan satu hal yang menyenangkan banget. Gue dapet ajakan untuk nge-review sebuah butik di Yogyakarta yang bernama Tirana House . Tirana House & KidsHouse  ini sendiri memiliki dua outlet di Jogja, pertama di Jl. Suryodiningratan No.55 dan yang kedua di Jl Abu Bakar Ali No 22, Kotabaru.


Oke, nah gue mengunjungi outlet yang di daerah kota baru, gak jauh dari kost-kostan gue. Pertama kali masuk kedalamnya, kesan yang gue dapetin adalah "Homey” iya, jadi tuh beda sama butik yang pernah gue kunjungin sebelumnya, butik ini tuh konsepnya memang homey gitu, jadi gue liat baju- baju di display berasa liat baju sendiri di rak lemari hehehe. Nah konsep homey inilah yang kadang bikin pengunjung bisa sampe 2 jam disini, karna enak katanya.

ada meja buat sante nya ni, gue pas masuk sini berasa kaya cafe hihihi
Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Gue bingung mau ngasih judul apa, entahlah, sejak beberapa waktu belakangan ini gue ngerasa resah, penyebabnya karna gue sekarang malah jadi bingung passion gue apa.

Gue tau sih apa yang gue suka dan apa yang gue gak suka. Ayo mulai...

gambar nyomot disini

Petama, gue suka cerita dan gue seneng kalo apa yang gue ceritain bisa menginspirasi orang atau kalau orang denger seenggaknya mereka ngerasa tercerahkan. Ya semacam jadi speaker gitu kali ya
Kedua, gue suka bikin film, sebelumnya gue ceritain dulu, gue itu dulu ngira jadi filmmaker dan berkecimpung di dunia perfilman adalah passion gue. Tapi? baca nanti dibawah
Ketiga, berkegiatan sosial.
Share
Tweet
Pin
Share
15 komentar
Akupun sampai sekarang masih ingat ketika delapan bulan yang lalu aku berujar kepada seorang teman bahwa aku tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan laki-laki untuk satu tahun kedepan, nyatanya? Aku pun mengingkarinya.

Kamu masuk kedalam kehidupanku dengan cepat, tiba-tiba saja mampu memenuhi sisi kosong yang sedang kututup rapat, membuatku sesekali bertanya "Bagaimana bisa laki-laki sepertimu mengisi penuh seluruh hatiku? bagaimana bisa laki-laki sepertimu bisa masuk ke hatiku dengan secepat itu?" Dan kadangpun aku bertanya lagi "Bagaimana bisa laki-laki yang baru kukenal bahkan tidak lebih dari tiga bulan, sudah mampu menjadi moodbooster yang luar biasa? pun sebaliknya, terkadang malah menjadi moodbreaker-ku tiba-tiba". Sesekali akupun bertanya lagi, "Benarkah sudah yang kulakukan? Membiarkan kamu  masuk dan mengisi kehidupanku? Lalu setelah itu, apa?", yah sekedar tambahan saja. Kata "Apa" mengawaliku untuk bertanya akan hal yang lebih dalam lagi tentang kita. "Bagaimana jika kamu pergi nanti? Atau bagaimana jika seseorang yang lain masuk di  sela-sela hubungan kita? Apa yang harus aku lakukan untuk mengobati sakitnya?".

Pertanyaan seperti itu kadang membuatku takut, malahan, sejak beberapa hari lalu, entah kenapa rasa takut itu semakin menjadi-jadi, dan kamu tau tidak? menjalani hari-hari dengan rasa takut tidaklah mengasyikan, jujur saja , kadang konsentrasiku terganggu, moodku naik-turun dengan cepat, tapi akhirnya pun aku memahami, inilah resiko yang pasti kudapat ketika memberanikan diri untuk membiarkanmu masuk ke hatiku, kadangpun aku bertanya lagi, apakah aku terlalu berani?

Aku hanya terus mencari-cari, cara agar rasa takutku berhenti, aku bertanya kesana-kemari. Apa wajar rasa takutku? Dan seseorang disana memberikan dua pilihan untuk menghilangkan rasa takut ini.

Katanya. Pertama, meninggalkanmu, atau yang kedua, mempercayaimu.

Share
Tweet
Pin
Share
63 komentar
Newer Posts
Older Posts

Author

Facebook

Suka mikir, makan, main, jalan dan lagi ngulik-ngulik ilmu baru di Prancis buat dibawa pulang ke Indonesia

Follow Me

Google+

Galeri

Popular Posts

  • Sedikit kisah di Institut Français d'Indonésie
    Sedikit kisah di Institut Français d'Indonésie
    Intro dulu dikit yah, aku di IFI ngambil kelas CFA (lupa kepanjangannya), CFA adalah kelas percepatan bahasa perancis jadi kita dijanjikan ...
  • Sedikit cerita di masa lalu.
    Sedikit cerita di masa lalu.
    yang doyan ke SunMor UGM pasti tau doi hahaha ( (Sumber gambar) "Kalau fisik lo biasa-biasa aja,  jualan lo satu-satunya ya kepr...
  • Ada apa di jendela?
    Ada apa di jendela?
    Bonjour a tous Mungkin kalian mikir kalau gue salah ngasih judul dan nyletuk "Ki harusnya judulnya Ada apa pada jendela ki" eh e...
  • Percakapan 5 menit
    Percakapan 5 menit
    Malem Idul Adha beberapa waktu yang lalu, gue iseng nulis private mesagge di BBM. Iya gue alay terus kenapa? Jadi gue nulis “Halo Banjar...

Blog Archive

  • ►  2018 (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (12)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2016 (11)
    • ▼  Oktober (1)
      • Pe-De
    • ►  September (3)
      • #lifeinfrance : Merantau (lagi)
      • Jogja, yang kata orang romantis di setiap sudutnya
      • Hai, Eiffel.
    • ►  Juli (2)
      • Hal yang diajarkan ego ke gue
      • The komplainers
    • ►  Juni (1)
      • 15 Juni
    • ►  Mei (1)
      • Cakap bermedia sosial, kita udah belum sih?
    • ►  April (2)
      • (Review) Tirana & KidsHouse : Branded Stocklot Bou...
      • Lo ngerasa gini juga gak?
    • ►  Februari (1)
      • Hanya sedikit takut
  • ►  2015 (48)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (16)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (9)
  • ►  2014 (1)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2013 (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (3)
Diberdayakan oleh Blogger.

Part Of



Blogger Perempuan

Followers

Pageviews

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates