(Review film) Amour et Trubulences
Berawal dari keinginan agar bisa menguasai bahasa perancis dengan cepat, aku mencoba banyak hal salah satunnya dengan cara nonton film-film Prancis, entah itu tanpa subtitle ataupun dengan subtitle (subtitle bahasa perancis juga) biar tahu pelafalan dan penulisan hurufnya.
Di film ini ada beberapa scene dialog yang aku "kurang ngeh" karna aku nonton tanpa subtitle jadi bener-bener buat melatih kemampuan listening aku dan biar terbiasa karna orang Prancis itu ngomongnya cepet-cepet. Tapi secara keseluruhan aku bisa menangkap ceritanya. Oke skip.
***
Film ini judulnya Amour et trubulences yang kalau di terjemahkan dalam bahasa Indonesia artinya Cinta dan turbulensi. Dibintangi oleh Nicolas Bedos yang laki banget dan Ludivine Sagnier sebagai pemeran utama.
Film bergenre Romantic comedy ini bercerita tentang Antoine, seorang pengacara di New York yang pulang ke Prancis untuk urusan pekerjaan. Di dalam pesawat selama 7 jam menuju Prancis, ternyata yang duduk disampingnya adalah mantan pacarnya, Julie,
yang sudah punya kekasih baru. Dengan setting tempat utama di dalam pesawat dan plot yang maju-mundur yang menceritakan tentang bagaimana mereka kenal pertama kali sampai akhirnya mereka putus.
yang sudah punya kekasih baru. Dengan setting tempat utama di dalam pesawat dan plot yang maju-mundur yang menceritakan tentang bagaimana mereka kenal pertama kali sampai akhirnya mereka putus.
Film ini terasa fresh banget, dan didalam pesawat selama 7 jam inilah akhirnya kesalah pahaman yang terjadi diantara mereka akhirnya terselesaikan.
ini adalah scene di menara Eiffel ketika antoine pertama kali ketemu julie dan ngajak juli ke menara Eiffel, ini scene yang paling memorable menurut aku. Ketika scene terjadinya turbulensi, antoine mengatakan isi hatinya ke julie, ini gak dramatis banget dan malah lucu haha.
Apa mereka balikan lagi atau enggak? cerita lengkapnya silahkan nonton sendiri ya.
-
Oh iya, ada beberapa scene yang aku kurang "klik" karna di scene itu di selingi gambar-gambar kaya romawi-romawi, "kamasutra" (kalo kata temenku). Entah kenapa aku ngerasa terganggu aja ngeliatnya.
Secara keseluruan sih film ini menghibur dan seandainya aku nonton di bioskop aku enggak bakal ngerasa rugi. Yah aku tipe orang yang kalau nonton ke bioskop cuma buat nonton film horror atau action, atau kalaupun genre nya drama ya yang inspiratif kaya laskar pelangi dan semcamnya dan paling anti kalau nonton film drama atau romance di bioskop, karna dulu pernah aku nonton film romance di biskop eh ujung-ujungnya aku ngerasa rugi dan cuma bilang "lah terus apa?".
Tapi ya sekali lagi, seandainya aku nonton film ini dibioskop, aku enggak bakal ngerasa rugi.
7/10
2 komentar
Semoga gue gak ngalamin kejadian seperti film ini...harus ketemu orang yang udah nyakitin diketinggian beribu-ribu kaki...
BalasHapus#baimgakmauyaallah
iya apalagi terbangnya 7 jam pula hahahha #akujugagakmauyaAllah
Hapus