Sudut pandang lain
Beberapa waktu yang lalu, diperjalanan pulang dari trip singkat
ke pasar terapung, temen aku nyletuk kurang lebih gini “ lo sadar ga sih banyak
orang nyari kebahagiaan padahal kebahagian itu ada dalem diri dia sendiri dan
dia bawa kemana-mana tapi banyak yang gak sadar”.
Entah sejak jaman kapan, intinya banyak orang yang ngerasa
ga atau kurang bahagia karna mereka ga berusaha melihat suatu hal dari sisi
yang lain, contoh simplenya gini. Seorang teman yang gak perlu disebutin namanya,
dia pernah bilang kalo dia kurang (atau mungkin ga) bahagia karna banyak
hal-hal dalam hidupnya yang gak dia capai secara maksimal. Yaa…okelah seandainya
banyak pencapaian-pencapaian dalam hidupnya yang dia rasa gak maksimal, tapi
dia ga menyadari satu hal nyata. Satu hal penting yang benar-benar dia lupakan.
Hal apa? Oke, jadi gini…aku sama dia itu sama-sama punya minat di bidang film, aku
punya alat yang bisa menunjang hobiku yaitu DSLR, aku punya saudara yang punya
alat dibidang film contohnya jimmy jib, slider, lighting dll. Sedangkan dia,
dia ga punya DSLR tapi temen aku itu lebih maju di dunia film daripada aku,
entah dia sadar atau enggak, yang jelas seandainya dia sadar akan hal ini harusnya
dia sedang “mengucap syukur “ sekarang haha.
lalu karna aku sadar dia lebih maju daripada aku, apa aku
sedih? Apa aku ga bahagia? ENGGAK. Aku tetap bahagia karna aku tau dan ngelihat
bahwa ada kenalan aku yang punya gear lengkap untuk bikin film tapi hasil
filmnya lebih bagus film bikinan aku, sumpah ini ga niat sombong atau songong
hehe. Nah Ini yang aku maksud “sudut pandang dari sisi lain” karna kalau kita punya
sudut pandang lain, “kebahagiaan” yang tertutupi karna suatu hal, bisa kita
buka dengan cara melihat dari “sudut pandang lain”
sebenernya konsep melihat dari sudut pandang lain ini
mencakup rasa “bersyukur” dengan berfikir bahwa “walaupun aku B , masih ada
orang yang C kok”
0 komentar