Beberapa waktu yang lalu pas jalan kaki mau kerumah temen, gue ngelewatin berbagai
macam toko-toko yang jual barang-barang dari harga mulai kurang dari 10 euro, puluhan
euro bahkan sampai ribuan euro.
Sambil mata gue jelalatan merhatiin orang-orang Perancis lalu-lalang,
ada yang pakaiannya biasa aja, ada yang dari atas sampai bawah branded semua, ada
yang keluar masuk toko branded sambil jinjing tas belanja mereka dengan tampang
percaya dirinya.
toko jam tangan deket tumah gue, harga jam tangannya 2000 an euro makjang...
Gue menyadari suatu hal yang rasanya thought provoking banget.
Coba deh, Kalau kalian ditanya orang macam apa yang mau beli jam tangan seharga
wedding package di resort di Bali? Jawaban kita pasti sama “Orang kaya”.
Sadar engga sadar selama ini kita menganggap bahwa orang kaya
adalah orang yang punya uang banyak. Coba aja ketik “Cara cepat menjadi kaya”
di google, maka banyak banget postingan-postingan tentang itu, dari yang masuk
akal sampai sebaliknya. Itu artinya kebanyakan dari kita masih selalu mengukur bahwa
kaya adalah dengan harta, dengan materi.
Punya duit banyak, rumah bagus, plesiran keluar negeri, barang-barangnya
branded dsb.
Atau contoh lainnya adalah gue yang baru menyadari bahwa selama ini gue lebih
sering berdoa “Ya Allah kasih saya uang”
ketimbang “Ya Allah kasih saya kebahagiaan”. See?
Itu bikin gue bertanya ke diri gue sendiri “Jadi apakah uang
sungguh-sungguh segalanya? Apakah punya uang segunung akan jadi berarti kalau
lo sakit-sakitaan? Apakah punya harta berlimpah adalah hal yang membahagiakan
kalau lo Cuma hidup sebatang kara? Dan apakah tinggal di rumah mewah dengan
barang barang mewah menyenangkan jika keluarga lo berantakan?”. Jadi sebenarnya apasih yang kita cari kalau sebenarnya itu bukanlah uang? Ternyata gue
menemukan jawabanya hanya dengan berfikir kurang dari satu jam. Yaitu "Kebahagian".
Gue ambil contoh sederhana dari diri sendiri *yang
sebenarnya baru gue sadari*. Gue milih jurusan kuliah tanpa berorientasi sama
uang dan tanpa mikir apakah jurusan ini peluang kerjanya besar atau engga. Kenapa?
Karena sejak awal gue menyadari bahwa jurusan ini adalah jurusan yang
bisa mendekatkan gue sama mimpi, goal, dan purpose yang sudah gue susun
beberapa waktu silam. Kenapa begitu? Karena ketika lo punya purpose and you can achieve it, bukankah itu membahagiakan sekali?
Kembali lagi ke point awal, lalu apakah untuk dikatakan kaya
kita harus punya uang banyak dulu?Bukankah itu artinya kita mengukur kaya hanya
dengan satu cara? Bukankah itu artinya kita menganggap bahwa orang yang berhati
besar bukan orang yang juga kaya? Gitu?
Gue rasa kaya itu bukan cuma sesuatu yang bisa kita pegang
dan sentuh, kaya juga bisa berupa sesuatu yang cuma bisa kita rasakan
seperti ketika gue ngerasa enak banget ngobrol sama stranger yang duduk di
samping gue di dalam bus karena knowledgenya luas atau dinner sama senior gue
sambil dengerin cerita pengalaman hidupnya jadi relawan intrernasional di
daerah konflik, mendengarkan tentang bagaimana caranya bertahan hidup, melawan
rasa takut dsb.
Tiba-tiba Ini mengingatkan gue lagi sama video yang pernah
gue tonton di youtube yang bilang “Orang
yang miskin itu bukan mereka yang tidak punya harta tapi adalah mereka yang
tidak paham potensinya”.
Well, Ini ngebuktiin lagi bahwa uang emang bukan segalanya dan
engga segalanya selalu butuh uang kok.